Dokter: Rasa takut halangi perempuan jalani pemeriksaan kanker serviks
Pemeriksaan kanker serviks adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan reproduksi perempuan. Namun sayangnya, masih banyak perempuan yang merasa takut atau cemas untuk melakukan pemeriksaan ini. Dokter pun mengatakan bahwa rasa takut adalah salah satu hambatan utama yang membuat perempuan enggan menjalani pemeriksaan kanker serviks.
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) yang menyerang leher rahim. Pemeriksaan kanker serviks dapat dilakukan dengan metode pap smear atau tes HPV untuk mendeteksi dini adanya sel-sel prakanker atau kanker.
Namun sayangnya, masih banyak perempuan yang enggan untuk melakukan pemeriksaan ini. Beberapa alasan yang sering disebutkan adalah rasa takut akan hasil pemeriksaan, rasa malu atau tidak nyaman karena harus membuka bagian intim tubuh, atau bahkan karena tidak adanya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kanker serviks.
Menurut dr. Sinta, seorang dokter spesialis kandungan, rasa takut adalah hal yang wajar namun tidak boleh menjadi alasan untuk menghindari pemeriksaan kanker serviks. “Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi dini adanya kanker serviks sehingga bisa segera diobati dengan cepat. Jika tidak dilakukan, risiko kanker serviks bisa semakin tinggi dan berpotensi menjadi lebih parah,” ujarnya.
Dokter Sinta juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang pemeriksaan kanker serviks kepada masyarakat, terutama kepada perempuan. “Dengan pengetahuan yang cukup, diharapkan perempuan bisa lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka dengan melakukan pemeriksaan kanker serviks secara rutin,” tambahnya.
Untuk itu, dokter mengajak para perempuan untuk tidak takut atau malu untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks. Kesehatan adalah investasi terbaik untuk diri sendiri, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikan pemeriksaan kesehatan yang penting ini. Semoga dengan kesadaran dan edukasi yang cukup, angka kanker serviks di Indonesia bisa semakin berkurang dan perempuan bisa hidup lebih sehat dan bahagia.